lumut

lumut
jamur

Minggu, 10 Juni 2012

makanan dan minuman panas menjadi berbahaya


Meniup makanan atau minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu yang sangat umum dilakukan oleh masyarakat. Alasan lain agar gigi tidak mudah rusak karena makanan panas. Orang tua kita atau orang disekitar kita juga sering menganjurkan hal ini bukan?




Tahukah kamu, bahwa meniup makanan atau minuman panas sebelum makan itu tidak dianjurkan oleh Rosul. Bukan hanya itu, Jika dilihat dari sisi kesehatan, meniup makanan sebelum makan juga merupakan sesuatu yang tidak baik bahkan bisa berbahaya.
Semua yang telah mengenyam bangku sekolah pasti memahami, manusia bernapas menghirup oksigen atau O2, dan menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.

H2O + CO2 => H2CO3

Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+

Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
sumber :ridwanas.com

Matahari Penyempurna Vitamin D


Ada sebagian orang yang enggan terkena sinar matahari pagi dengan alasan kulit akan menjadi hitam. Namun, sebagian orang sudah mulai menyadari pentingnya sinar matahari, terutama sinar matahari pagi. Sinar matahari yang biasa menghangatkan tubuh kita kala mulai beraktivitas bukanlah sinar yang tampak oleh mata kita, tak seperti sinar lampu, misalnya. Sinar matahari itu berupa inframerah atau gelombang panas. Begitu juga terik matahari ketika menjelang siang, bukanlah sinar yang kasat mata. Sinar tersebut berupa sinar gelombang pendek atau ultraungu.
Jika kita perhatikan, banyak orang dari luar negeri yang tertarik berwisata di Indonesia, terutama di pantai. Selain untuk menikmati pemandangan, ternyata mereka gemar berjemur untuk sekadar mendapatkan sinar matahari. Sinar inframerah yang mereka dapat pada pagi hari sangatlah manjur untuk mengobati pegal-pegal dan rasa sakit pada otot dan persendian tulang. Selain itu, panas yang ditimbulkan dari inframerah ini dapat meningkatkan dan memperlancar peredaran darah. Dengan begitu, juga akan membantu memperbaiki sistem pembuangan 'sampah' dari bagian tubuh tersebut dan mempercepat proses penyembuhan.
Mungkin kita sering dengar bahwa sinar matahari bisa menyempurnakan vitamin D pada tubuh kita. Benarkah demikian? Kulit, sebagai benteng pertahanan tubuh yang terdepan berperan dalam perubahan zat lemak tertentu menjadi vitamin D oleh sinar ultraungu matahari. Vitamin D ini pun sangat penting bagi tubuh kita dalam proses penyerapan kalsium dari makanan yang kita cerna sehari-hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa sinar matahari dapat mengencangkan otot dan menyehatkan jantung. Sinar matahari pagi juga dapat mengurangi depresi karena sinar tersebut melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai anti depresi alami dan sangat bermanfaat untuk kasus depresi musiman.
Lalu, seberapa banyak kita boleh menerima paparan sinar matahari? Para pakar ilmu kesehatan menyarankan bahwa 15 - 30 menit setiap hari sudah dianggap cukup. Namun, kita juga harus hati-hati. Jangan sampai kita terlalu banyak terpapar sinar matahari. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik. Terlalu banyak paparan sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar.
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keparahan proses pembakaran kulit, yaitu semakin hitam kulit seseorang, semakin tahan kulitnya terhadap sinar matahari. Hal ini berakibat pada semakin lama dia bertahan di bawah sinar matahari, tanpa mengalami kulit terbakar. Kemudian, semakin tegak lurus letak matahari di atas kepala, semakin cepat kulit akan terbakar. Kita harus tahu pada kisaran jam berapa sinar matahari terasa sangat terik. Kisaran itu terletak antara pukul 10.00 - 15.00. Selanjutnya, semakin lama kulit kita terpapar sinar matahari, semakin parah pula akibatnya. 
jam pagi waktu munculnya sinar matahari kurang baik untuk jalan-jalan atau lari pagi dikarenakan masih terdapat pengeluaran karbondioksida CO2 pada tumbuhan sehingga lama kelamaan mengakibatkan kanker paru-paru 
Jika kita lihat aktivitas masyarakat perkotaan, sebut saja Jakarta, sepertinya para pekerja kantor kurang terpapar sinar matahari pagi. Bayangkan saja, mereka harus berangkat pagi-pagi untuk menghindari macet. Setelah sampai kantor, mereka akan terus di dalam kantor yang ber-AC, tak ada 'asupan' sinar matahari. Saat pulang pun, matahari sudah terbenam. Nah, mulai sekarang, usahakanlah sekitar 15 menit mempertemukan tubuh kita dengan sinar matahari pagi agar badan kita menjadi lebih sehat.