lumut

lumut
jamur

Kamis, 08 Maret 2012

INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Masalah-Masalah Yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan.

Inovasi adalah suatu gagasan atau praktek yang diterima sebagai sesuatu yang baru dengan adopsi bagian-bagian secara potensial. Sehingga muncul beberapa masalah yang menuntut diadakanya inovasi pendidikan yaitu :
1. System pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengendalikan dan mengikuti kemajuan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Daya tamping, ruang, serta fasilitas pendidikan yang tidak seimbang dengan laju eksplosi penduduk yang cukup pesat.
3. Kesempatan masyarakat yang sangat terbatas dengan melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
4. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan IPTEK.
5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
6. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
7. Keterbatasan dana.
Keberhasilan hasil dari pelaksanaan inovasi pendidikan sangat tergantung pada kondisi sekolah untuk menerima dan mengasimilasi mentalitas inovasi dari pihak yang terkait dalam penyebaran, penerapan, dan pelaksanaan hasil inovasi pendidikan. Kegiatan penyebaran hasil inovasi disebut dengan istilah diffusion/difusi. Difusi dan inovasi adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya.
Difusi (penyebaran) adalah proses pengembangan praktek dan gagasan melalui sestem social. Hasil inovasi tersebut dapat tersebar luas jika pihak yang terkait dengan kurikulum atau pendidikan dapat memperlancar jalannya proses difusi. Jalur komunikasi dapat ditempuh baik secara formal maupun secara informal.
Jalur komunikasi formal dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi antar guru, kepala sekolah, pemilik sekolah serta orang lainya. Sedangkan jalur komunikasi secara informal dapat dilakukan melalui artikel-artikel yang berkenaan dengan masalah inovasi yang akan didifusikan(disebarluaskan).
Terdapat tiga aspek yang akan mewujudkan implementasi hasil inovasi pada umumnya dan inovasi pendidikan pada khususnya. Yaitu:
1. Program hasil inovasi.
2. Pelaksanaannya.
3. Strategisnya.
B. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan.
Terdapat upaya inovasi pendidikan untuk mengatasi berbagai masalah dan memenuhi kebutuhan pendidikan beberapa diantaranya yaitu :
1) Proyek Printis Sekolah Pembangunan (PPSP).
Proyek Printis Sekolah Pembangunan (PPSP) adalah salah satu proyek dalam rangka program pendidikan yang ditugaskan untuk mengembangkan satu system pendidikan dasar dan menengah, (Surat Keputusan Menteri 0141 Tahun 1974) :
Ø Efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan individu yang diwujudkan melalui program pendidikan yang sesuai.
Ø Merupakan dasr pendidikan seumur hidup.
Ø Efisiensi dan realistis, sesuai dengan tingkat kemampuan pembiayaan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Dalam peoyek ini terdapat modul sebagai bahan ajar dengan beberapa tujuan, yaitu :
1. Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Menjadi siswa aktif dalam belajar.
3. Siswa dapat bekerja sendiri, baik dibantu oleh guru maupun tidak.
4. Siswa dapat mengikuti pelajaran (program pendidikan) sesuai dengan kemampuan masing-masing.
5. Siswa dapat mengetahui hasil pelajaran secara berkelanjutan.
Modul ialah suatu satuan program belajar-mengajar, yang dapat dipelajari oleh murid dengan ketentuan yang minimal dari pihak guru. Modul sebagai suatu system penyampaian merupakan unit kecil program penyampaian yang dapat dipelajari oleh peserta didik. Peserta didik harus menguasai suatu unit bahan pelajaran sebelum meraka beralihnke unit berikutnya.
2) Kurikulum 1975.
Ada empat macam tes dalam pelaksanaan kurikulum ini, yaitu :
1. Tes Fornatif.
Tes formatif berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Tes sumatif.
Tes sumatif berfungsi untuk menentukan angka kemajauan/hasil belajar siswa.
3. Placement tes (penempatan)
Placement tes berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar/program pendidikan yang sesuai.
4. Tes diagnostic.(penilaian).
Tes diagnostic.(penilaian) berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tertentu.
Dalam penyusunan dan pembakuan kurikulum terdapat beberapa prinsip, yaitu :
a. Fleksibilitas Program.
Penyelanggaraan pendidikan ketrampilan pada setiap program harus mengingat factor-faktor ekosistem dan kemampuan pemerintah, masyarakat, serta orang tua untuk menyediakan dana bagi kelangsungan bidang study tersebut.
b. Efisiensi dan Efektivitas.
Prinsip efisiensi adalah efisiensi dalam penggunaan waktu, pendaya gunaan dana dan tenaga secara optimal.
c. Berorientasi Pada Tujuan.
d. Kontinuitas.
e. Pendidikan Seumur Hidup.
1. Tujuan
2. Metode Penyampaian.
3) Proyek Pamong.
Pamong merupakan singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat,orang tua dan guru. Proyek ini memiliki tujuan yakni :
a. Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan sekolah. Atau membantu siswa yang drop out.
b. Membantu anak-anak yang tidak mau terikat oleh tempat dan waktu belajarl, karena dapat belajar sambil mengembala ternak, eaktu istirahat dll.
c. Mengurangi penggunaan tenaga guru, sehingga rasio guru terhadap murid menjadi 1:200. Pada SD biasa 1:40 atau 1:50.
d. Dengan meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, pembiayaan yang sedikit, diharapkan dapat menampung sebanyak mungkin siswa.
Dengan kata lain, tujuan proyek pamong adalah untuk menemukan alternative system penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata.
4) SMP Terbuka.
SMP Terbuka adalah sekolah menengah umum tingkat pertama, yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan si luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media, dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid
a) Latar Belakang.
1. Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar.
2. Tenaga pendidikan yang tidak cukup.
3. Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan.
4. Menanggulangi anak terlantar yang tidak diterima di SMP Negeri.
b) Ciri-ciri.
1. Terbuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat syarat akademis yang ketat.
2. Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, atau memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam jangka pendekyang bersifat praktis, incidental dan perorangan.
3. Terbuka dalam proses belajar-mengajar, tidak selalu diselenggarakan melalui media.
4. Ternuka dalam keluar masuk sekolah sesuai dengan waktu yang tersedia oleh siswa.
5. Tebuka dalam mengelola sekolah.
c) Tujuan.
1. Menjadi warga Negara yang baik sebagai manusia yang utuh sehat dan kuat, lahir dan batin.
2. Menguasai hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan disekolah dasar.
3. Memiliki bekal untuk melanjutkan pelajaranya ke sekolah lanjutan atas dan untuk terjun ke masyarakat.
4. Meningkatkan disiplin siswa.
5. Menilai kemajuan siswa, dan memantapkan hasil pelajaran dengan media.
C. Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan.
  1. Rasional Pembaharuan.
  2. Tujuan dan Sasaran Pembaharuan.
a) Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.
b) Pengembangan dan pembaharuan ilmu kependidikan.
c) Perencanaan dan pengembangan terpadu.
d) School Base Management (SBM).
Ø System organisasi yang komplek di tingkat sekolah dasar.
Ø Management yang terlalu sentralistik di tingkat SLTP.
Ø Terkotak-kotak dan kakunya proses pada jenjang sekolah.
Dalam pelaksanaanya ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Kewajiban sekolah
2. Kewajiban dan Prioritas Pemerintah.
3. Peranan Orang Tua dan Masyarakat.
4. Peranan Profesionalisme dan Manajerial.
5. Pengembangan Profesi.