lumut

lumut
jamur

Sabtu, 30 April 2011

IBU KAU ADALAH HIDUPKU

Di malam yang dingin
Dengan berselimut kesendirian
Kuterbangun menatap langit langit kamarku
Terlintas di benak sosok engkau
Yang selalu menemaniku menjemput pagi
Yang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahari
Yang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintang
Dan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjang
Semua itu kini tak dapat lagi kurasakan
Karena saat ini ku jauh darimu
Mekipun sebenarnya ku tak bisa
Namun ku yakin semua itu akan berakhir
Ibu………..
Aku rindu dengan senyummu
Aku rindu dengan kasih sayangmu
Aku rindu dengan belai lembutmu
Aku rindu akan pelukmu
Ku ingin kau tahu itu
Ibu……….
Kau selalu ada
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap apa yang ku gapai
Karena kau begitu berarti dalam hidupku

kertas seputih salju

Kata selembar kertas seputih salju,”Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor.” Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun

Sabtu, 02 April 2011

Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Konsentrasi Siswa SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu upayanya adalah melalui program perbaikan gizi, nutrisi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Tetapi orang tua kurang memperhatikan kandungan gizi yang terdapat pada makanan yang telah dikonsumsi. (http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/321-kebutuhan-gizi-anak-usia-sekolah-dan-remaja.html diakses 20 Desember 2010).

1

Pada masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut tidak terganggu. Pemenuhan gizi seimbang akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/321-kebutuhan-gizi-anak-usia-sekolah-dan-remaja.html diakses 20 Desember 2010).

Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Karena pada anak yang berusia 13 -14 tahun diperlukan tambahan energi berupa protein, kalsium, flour dan zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah, untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Selain itu perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi.(http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/321-kebutuhan-gizi-anak-usia-sekolah-dan-remaja.html diakses 20 Desember 2010).

Permasalahan makan pada anak biasanya adalah anak sulit makan atau tidak mau makan dan sering pula tidak sarapan karena berbagai alasan hal tersebut akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, dan penurunan kesegaran jasmani. Status gizi merupakan ukuran keadaan gizi pada seseorang sesuai kecukupan yang diperoleh dari zat-zat makanan sehari-hari, status gizi yang baik akan mencerminkan kualitas fisik yang baik. Dan status gizi yang kurang akan mencerminkan kualitas fisik yang baik rendah yang akan memberikan dampak pada tingkat kesegaran jasmani (Nurhasan dkk,2005)

Menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat (1994), gizi kurang banyak diderita oleh anak sekolah yaitu sebesar 30%. Hasil survei terhadap 600.000 siswa SD diketahui bahwa siswa SD hanya mengkonsumsi sekitar 70% dari kebutuhan energi perhari. Padahal gizi kurang dapat menyebabkan gangguan motivasi belajar, gangguan kemampuan berkonsentrasi dan tidak bergairah.

Gangguan tersebut biasanya karena kebiasaan anak tidak sarapan yang menyebabkan lambung kosong dan kadar gula darah berkurang (keadaan hipoglikemia) sehingga menyebabkan badan lemas, mengantuk, sulit menerima pelajaran, serta turunnya gairah belajar dan kemampuan merespons, (Sutarto, 1980;45)

Menurut Efendi (departemen Ilmu Faal FK Universitas Airlangga) hilangnya atau sulitnya berkonsentrasi dapat disebabkan dua hal yaitu sebab fisiologi dan patologis. Sebab fisiologis tidak berkaitan dengan penyakit tertentu, kaitannya cenderung ke gangguan mental dan kelelahan fisik, rasa sedih, cemas, bingung, marah, perasaan seperti itu bisa menimbulkan gangguan mental, tubuh yang lelah karena sering dipaksa beraktifitas merupakan penyebab lain gangguan konsentrasi. Sebab patologis berkaitan dengan sistem syaraf pusat otak di otak. Gangguan tersebut muncul ketika otak sebagai pengatur segala aktifitas organ tidak mendapatkan cukup aliran darah dan kekurangan oksigen sehingga sistem syaraf pusat tidak bekerja maksimal (Jawa Pos 12 Desember 2010:5)

Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa menunjang kecerdasan anak. kekurangan gizi menyebabkan mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurunnya prestasi belajar, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal. Orang tua perlu memberikan perhatian pada anak usia sekolah menengah pertama (SMP), karena pada umumnya disibukkan dengan berbagai kegiatan di luar rumah cenderung melupakan waktu makan termasuk kebiasaan makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di sekolah, yang dapat mencegah penurunan kadar gula darah yang berakibat pada terganggunnya konsentrasi anak pada saat proses belajar. (http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/407-kebutuhan-gizi-seimbang-anak-usia-sekolah.html diakses 25 November 2010)

Menurut Dr. McNellles konsentrasi bisa dimaksimalkan jika anak punya pasokan energi yang cukup untuk otaknya sebelum berangkat sekolah. ”Nutrisi yang baik untuk otak, olahraga, dan tidur cukup akan membantu anak berkonsentrasi saat di sekolah,” (http://www. p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=2 diakses 20 Desember 2010)

Apabila keadaan ini tidak segera diatasi maka akan menyebabkan anak kekurangan gizi sehingga sulit untuk berkonsentrasi pada saat menerima pelajaran dan akan berdampak pula terhadap ketuntasan proses belajar mengajar baik teori maupun tugas gerak yang diharapkan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi siswa SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang menjadi permasalahan dalam peneliti ini adalah

1. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi pada siswa SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung?

2. Seberapa besar sumbangan status gizi dengan tingkat konsentrasi pada siswa SMP Negeri 1 Ngunut Kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi siswa SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan status gizi terhadap tingkat konsentrasi.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini di harapkan terpenuhinya manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi di SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru agar lebih mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi di SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tambahan kepada siswa betapa pentingnya peran gizi terhadap tingkat konsentrasi untuk melakukan kegiatanya sehari-hari.

E. Definisi Operasional, Asumsi, dan Keterbatasan

1. Definisi Operasional

a. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara status gizi buruk, Gizi kurang, baik dan Lebih”. (Almatsier, 2001:3). Sedangkan indikator baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari yang diukur berdasarkan berat badan (Kg) per usia (BB/U) (Supariasa,2001:18)

b. Konsentrasi

Konsentrasi adalah sebuah keterampilan yang bergantung pada faktor usia, ekspekstasi dan lingkungan. (http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=2)(diakses 20 Desember 2010)

Instrument untuk mengukur tingkat konsentrasi siswa memakai Blangko Grid Concentration Exercise.

2. Asumsi

Asumsi pada penelitian ini adalah:

a. Bahwa rata-rata usia siswa SMP berumur 13 – 15 tahun.

b. Bahwa siswa memiliki pengetahuan yang sama dalam pelajaran.

c. Di mana anak usia 13 – 15 tahun mempunyai pola makan yang berbeda.

3. Keterbatasan

a. Agar permasalahan yang dikaji tidak meluas, maka masalah dalam penelitian ini hanya mengkaji hubungan status gizi dengan tingkat konsentrasi siswa

b. Subyek dalam penelitian ini hanya para siswa yang berusia 13 – 15 tahun di SMP Negeri I Ngunut Tulungagung.